• TANGGALAN

    April 2012
    S S R K J S M
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  
  • Tulisan Terakhir

  • Kategori

  • HAND MADE

Investasi Modal

  1. A.    Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal

Organisasi sering dihadapkan dengan peluang untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Organisasi harus melakukan pengambilan keputusan apakah harus melakukan investasi atau tidak. Keputusan untuk komitmen jangka panjang tersebut merupakan contoh dari keputusan investasi modal.

Keputusan investasi modal berkaitan dengan proses pereencanaan, penetapan tujuan dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan criteria tertentu untuk  aktiva jangka panjang. Membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

Proses pengambilan keputusan dalam hal ini disebut sebagai penganggaran modal. Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal, yaitu:

  1. Proyek independen: proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi arus kas proyek lainnya.
  2. Proyek saling eksklusif: proyek yang apabila diterima akan menghalangi penerimaan proyek lainnya.  Jenis ini mengharuskan perusahaan memilih salah satu alternative yang saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama.

Pada umumnya, investasi modal yang baik akan menerima kembali modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal. Jadi, disini salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak dan memberikan pengembalian yang wajar. Pengembalian yang wajar yaitu setiap proyek baru harus menutup biaya kesempatan dari dana yang diinvestasikan.

Selain itu, untuk membuat suatu keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu arus kas, menilai risiko investasi, mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba perusahaan, menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta mengidentifikasi beberapa criteria dasar atas penerimaan dan penolakan investasi yang diusulkan.

  1. B.     Model Nondiskonto

Model dasar  untuk keputusan investasi modal diklasifikasikan menjadi dua, yaitu model nondiskonto dan model diskonto. Model nondiskonto adalah suatu model yang mengabaikan nilai waktu dari uang.

1. Periode pengembalian: waktu yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya.

Contoh: seorang dokter gigi melakukan investasi pada seperangkat alat bor seharga $80.000. Arus kas yang dihasilkan adalah $40.000 per tahun. Jadi periode pengembaliannya adalah dua tahun, hasil dari $80.000/$40.000. ketika arus kas diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus yangdigunaka untuk menghitung periode pengembaliaanya adalah:

Periode pengembalian= investasi semula/ Arus kas tahunan

Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya, maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal diperoleh kembali. Jika pembagian satu tahun diperlukan, diasumsikan bahwa jumlah arus kas adalah tetap setiap tahun. Tampilan 18-1:

Tahun

Investasi yang belum tertutupi (awal tahun)

Arus kas tahunan

1

$ 100.000

$ 30.000

2

70.000

40.000

3

30.000

50.000

4

60.000

5

70.000

Periode pengembaliannya adalah 2,6tahun, dihitung dari: $30.000(1 tahun) + $40.000(1 tahun) + $30.000(0,6 tahun). Pada tahun ketiga, hanya $30.000 yang diperlukan dari $50.000 yang dihasilkan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh $30.000 diperoleh melalui pembagian jumlah yang dibutuhkan dengan arus kas tahunan yaitu $30.000/$50.000, sebesar 0,6 tahun.

Beberapa alasan penggunaan metode ini:

  1. Metode pengembalian digunakan sebagai ukuran kasar dari risiko. Perusahaan dengan arus kas yang berisiko dan atau perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas akan lebih tertarik dengan  periode pengembalian yang lebih cepat dari biasanya.
  2. Manajer yang berwenang membuat keputusan memilih investasi dengan periode pengembalian cepat berdasarkan kepentingan pribadi. Salah satu contohnya adalah pengukuran kinerja manajer yang diukur dalam laba divisi. Padahal masa jabatan manajer biasanya rata-rata tiga hingga lima tahun. Akibatnya, manajer sering menghindari investasi yang menjanjikan pengembalian jangka panjang.

Kelemahan penggunaan periode pengembalian :

  1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati periode pengembalian,
  2. Mengabaikan nilai waktu dari uang.

Disamping itu, periode pengembalian memberi informasi yang dapat digunakan untuk membantu:

  1. Mengendalikan risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas masa depan.
  2. Meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan.
  3. Mengendalikan risiko keusangan.
  4. Mengendalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja.

2. Tingkat pengembalian akuntansi: mengukur pengembalian atas suatu proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek. Rumus:

      Tingkat pengembalian akuntansi= laba rata-rata/ investasi modal awal

Laba rata-rata dari suatu proyek dihasilkan dengan menjumlahkan laba bersih setiap tahun dari proyek dan kemudian membagi total laba bersih tersebut dengan jumlah tahun. Investasi didefinisikan sebagai investasi awal atau investasi rata-rata.

Investasi rata-rata= (I + S)/2

I adalah investasi awal, s adalah nilai sisa, dan dengan asumsi bahwa investasi dikonsumsi secara merata.

Tingkat pengembalian akuntansi digunakan sebagai ukuran penyaringan memastikan bahwa setiap investasi baru tidak akan membawa pengaruh yang bertentangan dengan rasio laba akuntansi atau pengembalian atas aktiva. Model ini mempertimbangkan profitabilitas proyek tapi tetap mengabaikan nilai waktu dari uang.

Tinggalkan komentar